hidup tak lagi sama konglomerasi pesta
lapar bagai hama tak ada yang tersisa
dedikasi dijaga berjejal di kepala
demi sanak saudara hingga menyesakkan dada
diskriminasi hanya untuk kita semua
kado bersama sama di musim perik tiba
yang muda lari ke kota, berharap tanahnya mulia
kosong di depan mata, banyak asap di sana
menanam tak bisa, menangis pun sama
gantung cita cita di tepian kota